Nama : Aprilia
Windysyafitri Nst (10-088)
Kelas yang
diobservasi : XI MM-3 Reguler
Mata Pelajaran dan Nama guru : Animasi 3D oleh
Bapak Weddy
Waktu observasi :
11.45-12.15
Durasi observasi : 30 Menit
Jumlah Siswa
dalam kelas : 26 Siswa (9 Putri dan 17
Putra)
Media
Pembelajaran Guru : Laptop dan TV LCD
Media
Pembelajaran Siswa : Laptop, alat
tulis
Situasi Fisik
Kelas
Didalam kelas
terdapat 2 buah AC yang tidak berfungsi, satu buah kipas angin besar yang
menyala, satu buah layar LCD yang menempel didinding tepat diatas papan tulis
(white board) yang tertempel didinding ditengah ruangan kelas, meja pengajar
yang terdapat di depan kelas, sebuah lemari kaca kosong disudut ruang depan
kelas yang hanya berisi vas bunga dan pembersih debu (bulu ayam). Tertempel
juga semacam jadwal pelajaran di dinding depan kelas, dan sebuah jam dinding.
Kelas juga diberi penerangan dua buah lampu menyala, dan satu tidak menyala.
Suasana kelas cukup panas dikarenakan hanya satu kipas yang menyala, dan pintu
ruang kelas tertutup rapat.
Alat Observasi : Kertas dan
Pulpen
Tabel Panduan Observasi yang digunakan, Tabel
5-3 yaitu Sembilan Tahapan Belajar
Sembilan fase
belajar ini dikategorisasikan menjadi tiga tahapan umum, yaitu : Persiapan
Belajar, Akuisisi dan Kinerja, dan Transfer Belajar.
Deskripsi
|
Tahapan
|
Situasi Belajar
|
Persiapan Belajar
|
1. Memerhatikan
|
Guru terlebih dahulu memberikan arahan mengenai apa yang harus
dikerjakan oleh masing-masing siswa yang dapat mengarahkan perhatian siswa
dan menimbulkan rasa ingin tahu
|
2. Harapan
|
Para
siswa dapat memahami tujuan dari pembelajaran yang mereka terima, misalnya
seperti dalam mendesain sebuah ruangan
|
|
3. Pengambilan kembali informasi/
keterampilan untuk dibawa ke ingatan kerja
|
Informasi yang telah mereka
terima sebelumnya dapat digunakan kembali untuk membantu mengerjakan suatu
tugas yang saat ini sedang dikerjakan
|
|
Akuisisi dan Kinerja
|
4. Persepsi selektif terhadap
ciri stimulus
|
Siswa memproses informasi yang
telah disampaikan guru dengan mencoba sendiri membuat desain ruangan
|
5. Pengkodean semantic
|
Dalam mengerjakan tugas desain
ruangan, guru mengingatkan kembali pd pelajaran yg lalu, sebagai langkah
dalam mengerjakan tugas trsbt.
|
|
6. Pengambilan kembali dan
respons
|
Siswa mengingat kembali, apa saja
langkah-langkah, letak, dan berapa jumlah ruangan yang dibutuhkan dalam
Mendesain ruangan.
|
|
7. Penguatan
|
Dengan memberikan respon yang
baik terhadap pekerjaan siswa yang telah menyelesaikan tugasnya
|
|
Transfer Belajar
|
8. Pengambilan petunjuk
|
Petunjuk tambahan yang diterima
dapat diaplikasikan dalam pengerjaan tugas siswa yang sedang berlangsung
|
9. Kemampuan generalisasi
|
Langkah-langkah baru yang
disampaikan guru, dapat diterapkan pada pelajaran berikutnya
|
Tabel Analisis Observasi
yang digunakan, Tabel 5.5 yaitu, Asumsi Tentang Desain Pembelajaran
Seorang pengajar
pastilah telah terlebih dahulu merancang apa saja informasi-informasi mengenai
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya yang bertujuan agar siswa
dapat dengan mudah memahami pelajaran tersebut. Apakah dengan melakukan
pengelompokan dalam pembelajarannya atau secara individual. Namun meskipun para
siswa sering dikelompokkan untuk pembelajaran, belajar terjadi di dalam
individual. Proses informasi yang diserap, disimpan, dan pengaplikasian nya
pada masing-masing siswa tentunya berbeda. Misalnya saja dalam observasi
kemarin, terdapat siswa yang telah selesai mengerjakan tugasnya dalam Mendesain
ruangan, sedangkan teman-temannya yang lain masih sibuk mengerjakan tugas
tersebut sambil sesekali bertanya pada teman disampingnya, atau bertanya
langsung pada pengajar. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa kemampuan strategi
kognitif setiap individu berbeda satu sama lain. Rancangan pembelajaran yang
dibuat juga tidak boleh sembarangan atau sekedar memberikan lingkungan yang mengasuh,
perencanaan yang sembarangan dapat melahirkan orang dewasa yang tidak kompeten.
Rancangan pembelajaran yang dibuat haruslah sesuai dan berada pada pelajaran
yang lebih luas, dimana siswa nantinya dapat menggunakan kembali informasi
pembelajaran yang telah mereka terima ketika mereka telah menyelesaikan
pendidikan mereka. Dikatakan juga bahwa pembelajaran harus didesain menggunakan
pendekatan system, pendekatan system ialah, pemilihan komponen yang
terorganisasi yang :
a. Menggunakan data, informasi, dan prinsip
teoritis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaan. Sehingga rancangan
tersebut tidak sembarangan dibuat, namun berdasarkan berbagai hal yang telah
dijadikan sebagai acuan
b. Tes dan cek silang hasil dari setiap
tahap perkembangan. Tahapan rancangan pembelajaran yang telah tersampaikan,
dan diterima oleh siswa dapat diberikan tanda, untuk nantinya rancangan
pembelajaran tersebut apakah dapat diterapkan kembali atau tidak kepada para
siswa.
c. Membuat perubahan jika diperlukan,
jika desain pembelajaran dianggap kurang baik untuk diterapkan pada siswa.
Desain
pembelajaran yang dibuat juga harus didasarkan pada cara masing-masing individu
belajar, jika sulit diterima oleh siswa ada baiknya merubah desain pembelajaran
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar