Minggu, 09 Desember 2012

Laporan Hasil Observasi Di SMK Tritech Medan



Nama                                       : Aprilia Windysyafitri Nst (10-088)
Kelas yang diobservasi           : XI MM-3 Reguler
Mata Pelajaran dan Nama guru : Animasi 3D oleh Bapak Weddy
Waktu observasi                      : 11.45-12.15
Durasi observasi                      : 30 Menit
Jumlah Siswa dalam kelas       : 26 Siswa (9 Putri dan 17 Putra)
Media Pembelajaran Guru      : Laptop dan TV LCD
Media Pembelajaran Siswa     : Laptop, alat tulis
Situasi Fisik Kelas                  
Didalam kelas terdapat 2 buah AC yang tidak berfungsi, satu buah kipas angin besar yang menyala, satu buah layar LCD yang menempel didinding tepat diatas papan tulis (white board) yang tertempel didinding ditengah ruangan kelas, meja pengajar yang terdapat di depan kelas, sebuah lemari kaca kosong disudut ruang depan kelas yang hanya berisi vas bunga dan pembersih debu (bulu ayam). Tertempel juga semacam jadwal pelajaran di dinding depan kelas, dan sebuah jam dinding. Kelas juga diberi penerangan dua buah lampu menyala, dan satu tidak menyala. Suasana kelas cukup panas dikarenakan hanya satu kipas yang menyala, dan pintu ruang kelas tertutup rapat.
Alat Observasi                                    : Kertas dan Pulpen

Tabel Panduan Observasi yang digunakan, Tabel 5-3 yaitu Sembilan Tahapan Belajar
Sembilan fase belajar ini dikategorisasikan menjadi tiga tahapan umum, yaitu : Persiapan Belajar, Akuisisi dan Kinerja, dan Transfer Belajar.

Deskripsi
Tahapan
Situasi Belajar
Persiapan Belajar
1. Memerhatikan
Guru terlebih dahulu  memberikan arahan mengenai apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa yang dapat mengarahkan perhatian siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu
2. Harapan
Para siswa dapat memahami tujuan dari pembelajaran yang mereka terima, misalnya seperti dalam mendesain sebuah ruangan
3. Pengambilan kembali informasi/ keterampilan untuk dibawa ke ingatan kerja
Informasi yang telah mereka terima sebelumnya dapat digunakan kembali untuk membantu mengerjakan suatu tugas yang saat ini sedang dikerjakan
Akuisisi dan Kinerja
4. Persepsi selektif terhadap ciri stimulus
Siswa memproses informasi yang telah disampaikan guru dengan mencoba sendiri membuat desain ruangan
5. Pengkodean semantic
Dalam mengerjakan tugas desain ruangan, guru mengingatkan kembali pd pelajaran yg lalu, sebagai langkah dalam mengerjakan tugas trsbt.
6. Pengambilan kembali dan respons



Siswa mengingat kembali, apa saja langkah-langkah, letak, dan berapa jumlah ruangan yang dibutuhkan dalam Mendesain ruangan.
7. Penguatan
Dengan memberikan respon yang baik terhadap pekerjaan siswa yang telah menyelesaikan tugasnya
Transfer Belajar
8. Pengambilan petunjuk
Petunjuk tambahan yang diterima dapat diaplikasikan dalam pengerjaan tugas siswa yang sedang berlangsung
9. Kemampuan generalisasi
Langkah-langkah baru yang disampaikan guru, dapat diterapkan pada pelajaran berikutnya


Tabel Analisis Observasi yang digunakan, Tabel 5.5 yaitu, Asumsi Tentang Desain Pembelajaran

Seorang pengajar pastilah telah terlebih dahulu merancang apa saja informasi-informasi mengenai pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya yang bertujuan agar siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran tersebut. Apakah dengan melakukan pengelompokan dalam pembelajarannya atau secara individual. Namun meskipun para siswa sering dikelompokkan untuk pembelajaran, belajar terjadi di dalam individual. Proses informasi yang diserap, disimpan, dan pengaplikasian nya pada masing-masing siswa tentunya berbeda. Misalnya saja dalam observasi kemarin, terdapat siswa yang telah selesai mengerjakan tugasnya dalam Mendesain ruangan, sedangkan teman-temannya yang lain masih sibuk mengerjakan tugas tersebut sambil sesekali bertanya pada teman disampingnya, atau bertanya langsung pada pengajar. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa kemampuan strategi kognitif setiap individu berbeda satu sama lain. Rancangan pembelajaran yang dibuat juga tidak boleh sembarangan atau sekedar memberikan lingkungan yang mengasuh, perencanaan yang sembarangan dapat melahirkan orang dewasa yang tidak kompeten. Rancangan pembelajaran yang dibuat haruslah sesuai dan berada pada pelajaran yang lebih luas, dimana siswa nantinya dapat menggunakan kembali informasi pembelajaran yang telah mereka terima ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan mereka. Dikatakan juga bahwa pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan system, pendekatan system ialah, pemilihan komponen yang terorganisasi yang :
a. Menggunakan data, informasi, dan prinsip teoritis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaan. Sehingga rancangan tersebut tidak sembarangan dibuat, namun berdasarkan berbagai hal yang telah dijadikan sebagai acuan  
b. Tes dan cek silang hasil dari setiap tahap perkembangan. Tahapan rancangan pembelajaran yang telah tersampaikan, dan diterima oleh siswa dapat diberikan tanda, untuk nantinya rancangan pembelajaran tersebut apakah dapat diterapkan kembali atau tidak kepada para siswa.
c. Membuat perubahan jika diperlukan, jika desain pembelajaran dianggap kurang baik untuk diterapkan pada siswa.
Desain pembelajaran yang dibuat juga harus didasarkan pada cara masing-masing individu belajar, jika sulit diterima oleh siswa ada baiknya merubah desain pembelajaran tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar