Rabu, 31 Oktober 2012

Terlambat Untuk Absen


Pengalaman ini baru saja terjadi, dimana saya terlambat untuk melakukan absensi mata kuliah psikologi belajar. Absensi itu sendiri sebenarnya sudah dapat ditandatangani hari senin setelah kita menyelesaikan tugas yang diberikan, namun saya memutuskan untuk tanda tangan absen di hari rabu batas akhir absen. Tapi saya tidak tahu kalau ternyata ada batas waktu sampai pukul 9 pagi untuk menandatangani absen. Sehingga setelah saya tahu mengenai informasi tersebut, saya pun bergegas pergi ke kampus. Sesampainya di kampus jam 10 (benar-benar sudah telat) saya tidak melihat Ibu Dina didalam ruangannya, sehingga saya memutuskan untuk menunggu di luar selama 30 menit, sampai kemudian Putra masuk ke dalam ruangan Bu Dina, dan saya langsung menyadari bahwa Ibu Dina ada di dalam ruangannya, tidak kemana-mana. Akhirnya saya hanya bisa menertawai diri sendiri, dan kemudian masuk menemui Bu Dina. Diizinkan untuk melakukan absen, namun juga mendapatkan punishment.

 Dari pengalaman ini dapat dikaitkan dengan teori Skinner yaitu adanya reinforcement positif dan negatif yang diterima. Apa yang telah diberikan Ibu Dina ini merupakan negative reinforcement,  yang dapat mengakibatkan perilaku itu berkurang atau menghilang. Dan dari kesalahan yang saya buat saya mendapatkan punishment, dimana dengan Punishment yang diberikan, diharapkan dapat diperbaiki untuk tidak mengulang kesalahan yang serupa. Punishment yang diberikan ini juga membuat saya, agar bisa lebih disiplin dengan apa yang telah ditentukan dan tidak melanggarnya


    


Sabtu, 27 Oktober 2012

TUGAS MID SEMESTER


Anggota:
Aprilia Windysyafitri (10-088)

Perspektif Kognitif : Pemrosesan Informasi
            Informasi yang tersimpan dari strategi pemrosesan informasi dari sistem kognitif kita berinteraksi dengan informasi indrawi yang diterima dari lingkungan, memperhatikan secara selektif atas informasi yang masuk, mengaitkannya dengan memori, dan secara aktif memberikan makna untuk informasi tersebut (Wittrock, 1990).
Asumsi dasar dari pemrosesan informasi adalah; memori manusia aktif terlibat dalam konstruksi pengetahuan, dan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki pembelajar berperan penting dalam belajar. Memori manusia adalah sistem kompleks yang aktif mencari data indrawi, mengubah data menjadi informasi bermakna, dan menyimpan informasi itu dalam jangka panjang.
            Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pemrosesan informasi dalam otak kita sangatlah tidak sederhana, melainkan beberapa proses yang dilewati tanpa kita sadari. Oleh karena itu kami menyarankan satu metode yang bisa diterapkan agar membantu mahasiswa dalam memudahkan mengingat mata kuliah serta materi yang dipelajari, mengingat psikologi menggunakan banyak text book disetiap mata kuliah. 
Strategi : Teknik mnemonic
           Metode ini digunakan untuk asosiasi arbitrer pada berbagai pelajaran yang berbeda-beda yang harus dipelajari. Metode ini berguna untuk menyampaikan makna dan struktur ketika istilah diorganisasikan secara  hierarki. Jadi metode ini berguna untuk memudahkan kita sebagai mahasiswa dalam mengingat materi dalam belajar, dan membantu menemukan info-info penting yang kita perlukan ketika sedang mencari sumber informasi baru.
            Ini merupakan salah satu metode pengajaran yang kami tawarkan untuk diterapkan dikelas. Mahasiswa akan diminta untuk membuat sebuah kartu yang terbuat dari karton atau kertas HVS berukuran 10x15 dimana akan dituliskan beberapa kode dan konsep dari masing-masing mata kuliah yang akan di pelajari. Di kartu itu juga akan dituliskan referensi buku dari materi tersebut. Penulisan materi di kartu tersebut bisa dalam bentuk teks atau singkatan-singkatan dari apa yang dihapalkan ketika sedang belajar.  

Berikut adalah tujuan dari metode pengajaran ini:
·         Memudahkan mahasiswa dalam mengingat pelajaran dengan bantuan menulis di kertas tersebut.
·         Memudahkan mahasiswa dalam mencari informasi mengenai suatu materi melalui sumber-sumber buku yang sudah dituliskan dalam kertas tersebut
·         Membantu mahasiswa dalam menghapal konsep dari setiap mata kuliah
·         Membantu mahasiswa ketika sedang menjalankan skripsi, dimana kertas ini bisa membantu dalam menemukan info mengenai referensi buku yang diperlukan.
·         Bisa juga membantu mempermudah ketika akan menjalani ujian semester, misalnya digunakan sebagai bacaan agar lebih mudah menghapal.
·         Serta membiasakan mahasiswa untuk selalu membuat konsep mengenai materi-materi yang akan dipelajari
Metode ini sangat cocok digunakan disetiap mata kuliah, dan bisa digunakan ditingkatan mana saja. Bahkan teknik ini sangat efektif bila diterapkan mulai dari anak SMP untuk membiasakan mereka membaca buku sebelum pelajaran dimulai dan membiasakan mereka dalam membuat konsep-konsep mengenai materi yang akan dipelajari.
Berikut adalah Isi dari kartu:
·         Menyimpulkan dengan kata-kata sendiri mengenai suatu konsep atau definisi
·         Membuat judul buku referensi dari kesimpulan yang telah kita buat serta tanggal kapan siswa membacanya
·         Mengaitkan materi dengan pengetahuan sebelumnya
·         Mengajari menemukan info penting dalam teks
·         Membuat singkatan-singkatan dari hapalan
Alat yang dipakai:
·         Kartu yang terbuat dari kertas karton yang kemudian dipotong-potong menjadi berukuran 10x15 cm
·         Dan di sebelah kanan atas di lubangi agar bisa di kaitkan dengan kertas lainnya
·         Tiap siswa diberikan 3 lembar kertas yang telah dipotong

Selasa, 23 Oktober 2012

Resume Jurnal Perspektif Kognitif: Pemrosesan Informasi


Judul: Prinsip-Prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Penulis: Fatimah Saguni

Perkembangan pesat teknologi informasi dapat menjadi tantangan yang memberi kesempatan bagi dunia pendidikan dan para pendidik khususnya agar dapat bekerja maksimal. Penggunaan teknologi informasi ini akan bermanfaat bagi anak didik karena teknologi informasi ini memperhatikan perbedaan karakteristik, minat dan bakat peserta didik. 
Pembelajaran melalui komputer merupakan suatu usaha yang sistematik dan terencana sehingga dapat mengatasi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran kelompok.
Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan subjek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif.
Hasil penelitian Mayer dan Anderson (1991) tentang animasi dan narasi menunjukkan bahwa kelompok narasi bersama animasi berkinerja lebih tinggi daripada kelompok narasi sebelum animasi. Penelitian selanjutnya tentang animasi dan teks dilakukan oleh Mayer dan Anderson (1992) tentang instruksi animasi dalam pengajaran yang dapat membantu siswa membangun hubungan antara kata dengan gambar dalam pembelajaran multimedia, dimana hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan penjelasan narasi bersamaan animasi mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada siswa yang diberikan narasi atau aminasi saja.

 Memori dan Hasil Belajar 
Masalah belajar tidak terlepas dari masalah memori. Memori dan konsep belajar saling berkaitan erat karena menghasilkan keluaran yang berupa hasil belajar. Hasil belajar tersimpan dan dipelihara dalam memori agar kelak dapat digunakan kembali (Hulse, dkk., 1975). Pada dasarnya memori mencakup proses encoding (penyandian), storage (penyimpanan), dan retrieval (memanggil kembali) (Ellis, 1978). Jadi memori berkaitan dengan penerimaan informasi, penyimpanan informasi, sampai pemanggilan kembali informasi yang disimpan.
Atkinson dan Shiffrin membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan, yaitu sensory memory (memori sensori), short term memory (memori jangka pendek), dan long term memory (memori jangka panjang).
Ketiga macam memori tersebut saling berkaitan erat, informasi tertentu diteruskan kedalam memori jangka pendek (STM) dan sebagian informasi akan hilang, melalui seleksi informasi diteruskan kedalam memori jangka panjang dan yang tidak diteruskan akan dilupakan (Irwanto, dkk., 1994). Informasi yang disimpan dalam memori (LTM) dapat berpindah kembali ke (STM) dan kelupaan dapat terjadi disetiap tahap model memori tersebut. Kapasitas untuk mengingat stimulus yang masuk secara visual, seperti gambar-gambar dikenal sebagai photographic memory atau eidetic imagery. Kelupaan yang terjadi di STM berhubungan erat dengan faktor storage dan retrieval.
Mc Geoch (dalam Irwanto, dkk., 1994) mengajukan ”teori interferensi” yang memandang bahwa jejak-jejak memori saling berkompetensi antara yang satu dengan yang lain. Interferensi tidak terjadi bila informasi yang diterima berupa informasi yang bermakna bukan berupa sekumpulan informasi yang tidak bermakna. Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang bersifat permanen, tetapi bukan berarti bahwa kelupaan tidak pernah terjadi. Kelupaan dapat diminimalkan dengan cara menggunakan mnemonic, yaitu strategi mengorganisasikan informasi secara visual atau verbal (Solso, 1998). Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat dilakukan dengan pengulangan materi yang dipelajari berulang kali, penggunaan tabel, diagram, dan gambar-gambar dapat pula membantu agar materi tidak cepat terlupakan.
Lupa merupakan suatu gejala apabila informasi yang telah disimpan tidak ditemukan kembali untuk digunakan (Irwanto, dkk.,1994) atau ketidakmampuan untuk me-recall informasi yang telah ada. Lupa dapat terjadi pada setiap tahap pemrosesan informasi dalam memori, baik dalam memori sensoris, memori jangka pendek, maupun dalam memori jangka panjang. Kelupaan dalam memori sensoris dapat terjadi beberapa detik setelah informasi diterima, dalam memori jangka pendek kelupaan bisa terjadi setelah 30 detik, dalam memori jangka panjang kelupaan dapat terjadi beberapa jam, beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

Working Memory 
Memiliki sistem tersendiri untuk mengolah informasi visual dan informasi audio. Sehingga ada memori visual dan memori audio dalam sistem kognitif individu. Teori kognitif tentang working memory menyatakan bahwa berdasarkan prinsip modality, terutama dalam proses belajar dengan menggunakan multimedia, kata-kata yang digunakan perlu disajikan dalam bentuk narasi audio bukan secara visual berupa teks pada layar. Alasannya, dalam proses memori jangka pendek, presentasi bersifat audio lebih mudah diingat daripada presentasi visual. Hal ini juga harus didukung dengan contiguity dalam proses belajar yang menggunakan multimedia sebagai media instruksi, dimana kata dan gambar harus tersaji hampir bersamaan. Artinya tidak ada selisih waktu yang lama antara kata dan gambar. Selain itu, kata dan gambar tidak dalam tempat terpisah sehingga penyajian kata dan gambar ini bersifat contiguous, artinya terjadi secara serempak (Mayer dan Moreno, 1998).
             Teori pengkodean ganda (dual coding) berasumsi bahwa manusia memiliki dua sistem pengolahan informasi yang berlainan: satu mewakili informasi verbal dan yang lain mewakili informasi visual (Solso, 1998). Paivio menguraikan tentang separated dual-code dan integrated dual-code. Separated dual-code menunjukkan perbedaan yang jelas pada model penerimaan atau penyimpanan informasi dalam memori berdasarkan informasi yang diberikan, dalam hal ini informasi visual dan informasi verbal. Informasi yang diberikan dalam bentuk kata-kata akan diterima dalam bentuk verbal, sedangkan informasi yang diterima dalam bentuk gambar akan diterima atau disimpan dalam bentuk visual. Integrated dual-code informasi visual dan informasi verbal dapat diterima dalam memori sama dengan hubungan antar informasi verbal dan informasi visual.
3 proses yang berlangsung saat seseorang menerima 2 bentuk informasi (verbal dan visual), dalam waktu yang sama, yaitu:
1. Membuat gambaran verbal serta kesesuaian dengan informasi verbal yang diterima
2. Membuat gambaran visual serta kesesuaian dengan informasi visual yang diterima
3. Membuat kesesuaian hubungan antara gambaran visual dengan gambaran verbal yang sudah diterima.

 Kesimpulan :
           Perkembangan pesat pada teknologi informasi saat ini memberikan cukup manfaat bagi dunia pendidikan. Pemelajar juga dapat mengembangkan bakat mereka serta dapat juga menjadi kreatif. Pembelajaran tidak terlepas dari memori. Dikatakan bahwa proses memori dimulai dengan encoding , storage, dan retrieval. Dimulai dengan penerimaan informasi, penyimpanan informasi, sampai kepada me-recall informasi yang disimpan. Suatu proses belajar akademik sebagian besar terjadi pada aspek kognitif, apa yang kita lihat, perhatian akan tersimpan didalam memori kita, yang kemudian akan diproses apakah informasi tersebut akan hilang atau tetap tersimpan. Pemrosesan informasi yang terjadi membutuhkan perhatian yang selektif terhadap kejadian, objek, simbol, dan stimuli lain agar informasi bisa dipelajari.


Rabu, 10 Oktober 2012

Kesimpulan Perkuliahan Hari Ini



Pada pertemuan kelas psikologi belajar kali ini Ibu Dina sebagai pengampu mengatakan bahwa kali ini kita tidak akan ada diskusi. Namun kita diminta untuk dapat mengaplikasikan teori tersebut di dalam kelas. Beliau meminta kami untuk duduk berjarak, sesaat kami pun mengira segera akan diadakan Quiz, namun syukurnya tidak. Beliau memberikan masing-masing dari kami tiga lembar kertas berbeda, yaitu 1 lembar HVS, 1 lembar berupa sertifikat, dan potongan kecil kertas karton. Lalu beliau memberikan kami instruksi dari tiga stimulus yang telah ada kami harus dapat menghasilkan suatu produk baru tidak dibatasi harus membuat apa, buatlah dengan se kreatif mungkin dalam waktu 30 menit yang telah ditetapkan, dimana terdapat dua kelompok yang masing-masing kelompok akan dipilih beberapa yang dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif.

Hasil dari tiga kertas yang diberikan




 Evaluasi Pembelajaran :
  
    Awalnya saya tidak mengerti dengan arahan yang diberikan, harus diapakan ketiga kertas tersebut. Melihat ke kanan dan kiri, membolak balik buku tetap saja masih belum tahu harus membuat apa. Setelah selesai membuatnya, kami kembali diberikan selembar kertas dengan diminta untuk mendeskripsikan mengenai produk yang telah kami buat, kemudian produk itu dinilai oleh teman-teman lainnya dengan memberikan skor awal mengenai penjelasannya dan skor kedua dengan melihat produk yang dihasilkan. Setelah semua telah menilai akhirnya dapatlah 6 terbaik dari dua kelompok A dan B.
      Jika dikaitkan dengan teori Skinner apa yang telah kami lakukan adalah suatu proses belajar. Terdapat tiga karakteristik individu yang dapat mempengaruhi stimuli mana yang berfungsi sebagai penguat satu diantaranya adalah keterampilan individu, ketika dia memiliki keterampilan yang baik akan menjadikan itu sebagai penguat untuk mencapai apa yang diinginkan. Saat terdapat penguatan positif, akan merespon untuk memproduksi stimulus baru. Ketika akhirnya terpilih enam terbaik dari dua kelompok yang ada kemudian mendapatkan reward, hal tersebut dapat memberikan motivasi kepada yang lainnya untuk bisa lebih kreatif dan lebih baik lagi.

Selasa, 09 Oktober 2012

Analisa Pengalaman Pribadi berdasarkan Teori Skinner


Pengalaman :
  • Setiap pagi ketika akan berangkat kuliah saya sering sekali meninggalkan kamar dalam keadaan kotor. Pakaian kotor yang tergeletak sembarangan di lantai kamar, gorden jendela yang tidak di buka, buku yang berserakan, tempat tidur yang tidak dirapikan dan berbagai hal lainnya. Sehingga ketika mama melihat kamar saya yang berantakan dia pasti akan langsung teriak dan marah mengatakan “kamar gadis kok kayak gini, nanti kalau ada orang yang masuk apa ga malu, bersihin kamar kan cuma sebentar”. Merepet panjang tidak berhenti-henti bahkan saat di mobil dalam perjalanan ke kampus mama tetap saja masih merepet mengingatkan untuk selalu membersihkan kamar setelah bangun pagi sebelum berangkat kuliah. Karena terlalu seringnya mama marah seperti itu, saya pun berusaha untuk selalu membereskan kamar sebelum pergi dan hasilnya saya juga tidak lagi dimarahi oleh mama.

  • Saya selalu diingatkan oleh mama untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak jatuh sakit dengan mengkonsumsi vitamin dan selalu minum susu setiap pagi sebelum pergi kuliah. Namun jangankan vitamin, susu yang dibuat pun terkadang tidak saya minum. Sampai pada saat beberapa waktu lalu saya mengalami demam dan saya pun mulai berpikir kalau saya telah salah karena terlalu menghiraukan perhatian orang tua saya. Karena saat itu saya berharap untuk sembuh dan tidak mau sakit lagi sehingga setiap pagi saya pasti akan meminum susu yang telah dibuat bahkan orang tua saya sendiri pun jadi bersemangat kembali setelah bangun sebelum mandi dia sudah menyuruh saya untuk minum susu.

Pembahasan :

Berdasarkan teori belajar Skinner dikatakan bahwa belajar dapat dilakukan oleh hasil dari penguatan yang ada, yaitu : Penguatan positif dan Penguatan negative. Pengutan positif ialah, penguatan yang diberikan untuk menguatkan suatu perilaku yang diharapkan, sedangkan penguatan negatif, ialah penguatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi/ menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan.
Jika dikaitkan dengan pengalaman yang saya alami terdapat penguatan positif ketika saya ingin sehat dan tidak ingin jatuh sakit lagi adalah dengan tidak begitu saja menghiraukan apa yang dikatakan orang tua yaitu dengan mengkonsumsi vitamin dan susu yang diberikan oleh orang tua saya. Dan terdapat penguatan negatif ketika saya tidak ingin ditegur/dimarahi oleh mama saya yang berkepanjangan saya harus membersihkan kamar saya sebelum saya pergi kuliah.

Senin, 08 Oktober 2012

Analisa Film "Kinky Boots"

Nadya Putri Delwis (10-024)
Melva Safira (10-036)
Qurratu Aini Risa (10-067)
Aprilia Windy S (10-088)


Film Kinky Boots ini menceritakan mengenai suatu pabrik sepatu yang sudah ada dari generasi ke generasi tiba-tiba harus dihadapi dengan kebangkrutan yang sudah di depan mata ketika pemiliki pabrik tersebut meninggal dunia. Pemilik pabrik ini memiliki seorang anak bernama Charlie yang tidak begitu memiliki keinginan untuk meneruskan usaha pabrik sepatu ayahnya tersebut, pada awalnya. Dikarenakan pabrik tersebut terus mengalami kemunduran, Charlie terpaksa memecat 15 karyawannya. Pengalaman tersebut sangatlah membuat dia menjadi merasa tidak enak dan tidak nyaman. Namun saat proses pemecatan, ada seorang karyawan perempuan berkata untuk mencari pasaran tertentu dan mengubah sepatu yang mereka produksi selama ini. Charlie waktu itu tidak terlalu mengindahkannya. Namun suatu kejadian membawa dia ke dunia waria yang glamour. Dia bertemu dengan Lola, sang ratu banci. Tentu saja Lola memakai gaun, make up dan pastinya stiletto yang biasa dipakai wanita. Charlie kemudian mendapatkan inspirasi untuk membuat sepatu untuk para waria, karena sepatu untuk wanita tentu saja tidak cocok untuk menopang berat badan pria, sehingga cepat rusak. 
Pada akhirnya dia bekerja sama dengan Lola dan karyawan lainnya untuk membuat sepatu khusus waria yang bisa menopang berat badan seorang pria dengan menggunakan bahan besi sebagai hak dari sepatu yang mereka buat. Namun tetap di desain menjadi hak yang tipis dan tinggi. Berbagai tantangan dan proses yang melelahkan fisik dan mental terjadi untuk menghasilkan sepatu yang sesuai. Semua yang dilakukan oleh Charlie ini karena dia ingin menyelamatkan pabrik sepatu tersebut dan khususnya karena dia tidak menyukai untuk memecat karyawan. Sehingga dia rela untuk bekerja keras agar bisa menyelamatkan pabrik tersebut.

Analisis:
Charlie pada awalnya tidak bisa melihat pemecahan masalah atau solusi yang harus dia kerjakan untuk dapat menyelematkan pabrik sepatu keluarganya. Hingga satu karyawan yang berkata pedas mengatakan bahwa pabrik tersebut hendaknya memproduksi sepatu untuk pasaran tertentu. Dan tanpa sengaja bertemu Lola sang waria. Dan memutuskan untuk membuat sepatu untuk kaum mereka.
Di dalam teori Gestalt terdapat asumsi dasar perspektif Gestalt yang mengatakan bahwa "Individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi”. Jadi menurut teori Gestalt, belajar berkaitan dengan persepsi kita terhadap sesuatu. Ketika Charlie melihat Lola kesulitan memakai sepatunya(stimuli), Charlie berpersepsi bahwa sepatu yang dipakai oleh Lola tidak cocok untuk kaki laki-laki seperti Lola. Dan tidak kuat  untuk menahan berat badan Lola karena sepatu yang dipakainya memang dirancang untuk wanita, bukan pria yang berbobot besar dan berotot seperti Lola. 

Kemudian sesuai dengan teori stimulus respon yang dikemukakan Thorndike, suatu stimulus, respon dan situasi bisa saling kuat koneksinya jika berada pada saat yang tepat. Ketika Charlie melihat masalah pada sepatu yang dipakai Lola, dia kemudian mendapatkan inspirasi untuk membuat sepatu yang cocok digunakan Lola dan kaum waria lainnya, itulah respon yang dia berikan dan semakin diperkuat oleh situasi pabrik ayahnya yang mengalami kebangkrutan, maka semakin kuatlah respon yang ditimbulkannya tersebut.

Selasa, 02 Oktober 2012

Teori-Teori Awal Belajar

Anggota Kelompok:

Behaviorisme, pengkondisian klasik, koneksionisme dan teori Gestalt, itu semua merupakan teori-teori yang termasuk teori belajar awal. Teori terseut merupakan kontribusi dari keinginan para ahli untuk menjadikan ilmu psikologi menjdi sebuah ilmu yang bisa disetarakan degan ilmu sains yang sudah ada.
1.      Pengkondisian klasik dari Ivan Pavlov
Pavlov melakukan eksperimen pertama di laboratoriumnya, yang mengamati respon yang tidak dikondisikan pada anjing terhadap stimulus makanan. Yang menghasilkan sebuah kesimpulan suatu reaksi dapat dikondisikan dengan memasangkannya dengan stimulus lain yang diinginkan. Dengan pemasangan berulang-ulang kali, maka respon yang diinginkan dapat timbul. Namun, setelah berulang kali tanpa adanya pemasangan stimulus 1 dan 2, maka dapat terjadi extinction atau pelenyapan respon. Hasil tersebut merupakan penemuan yang penting untuk teori belajar.

2.      Behaviorisme dari Watson
Watson percaya bahwa suatu respon itu melibatkan tiga reaksi dasar yaitu cinta, marah dan takut terhadap situasi yang berbeda-beda. Situasi sangat penting dalam pemilihan pemunculan respon pada individu. Oleh karena itu, di dalam ruangan kelas haruslah dibuat senyaman mungkin untuk dapat mencapai kemaksimalan ketika belajar.

3.      Koneksionisme dari Edward Thorndike
Dalam penciptaan suatu reaksi, koneksi antara stimulus dan respon yang tepat serta situasi pada saat itu sangat berperan penting. Hukum efek yang dapat menjelaskan proses tersebut yaitu (a) Jika suatu stimulus dan respon yang tepat berada pada situasi yang menyenangkan atau mendukung maka akan memperkuat koneksi antara stimulus dan respon tersebut (b) Latihan akan dapat meningkatkan peluang respons yang benar jika dalam keadaan yang menyenangkan (c) pelaksanaan tindakan dalam merespons impuls yang kuat adalah memuaskan dan memaksakannya adalah menjengkelkan.

4.      Teori Gestalt
Persepi seorang individu terhadap lingkungan geografisnya merupakan focus penting teori ini. Asumsi dasarnya, prilaku yang harus dipelajari itu adalah prilaku molar bukan molecular. Wawasan merupakan kontribusi penting dari teori Gestalt. Wawasan itu berupa organisasi yang berisi langkah-langkah dan alat-alat yang dapat membantu pemecahan masalah.
Dapat kita lihat, bahwa perkembangan teori untuk belajar ini semakin dalam dan kompleks pemahamannya. 

      Perbandingan antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Berdasarkan aplikasi pendidikan, psikologi behaviorisme mendefenisikan belajar sebagai perubahan perilaku dan mengindentifikasi stimulus dan respon spesifik sebagai fokus riset, sedangkan Gestalt berpendapat bahwa seseorang yang merespon stimulus yang terorganisasi dan persepsi perorangan merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah. Dalam asumsi dasar, behaviorisme memandang perilaku harus dapat diamati, serta belajar merupakan perubahan serta hubungan antara stimulus dgn respon harus dipelajari sedangkan pada pskilogi Gestalt memiliki asumsi bahwa individu bereaksi pada sebuah kesatuan. Kesatuan tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari apa yang ada pada elemen tersebut.