BAB I
PENDAHULUAN
Selain
kehadiran peserata didik faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah
guru. Dunia pendidikan tidak lepas dari kehadiran sosok seorang guru. Guru
sebagai individu yang memberikan pengajaran kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, sangat berperan besar dalam mentransmisi ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai yang belum diketahui peserta didik dan yang harus
diketahui oleh peserta didik. Seorang guru memiliki cara yang berbeda serta
menggunakan media tertentu dalam mentransformasikan bahan ajar kepada peserta
didik.
Tidak
mudah untuk menjadi seorang guru, karena seorang guru juga dituntut agar bisa
kreatif dalam menyampaikan bahan ajar sehingga dapat menarik perhatian para
peserta didik. Oleh sebab itu dikatakan bahwa pekerjaan seorang guru adalah
pekerjaan yang mulia, karena berkat pengorbanan dan jasa-jasa guru, guru telah
membekali dan mempersiapkan generasi mendatang yang lebih baik dengan
pengetahuan yang mereka miliki.
Proses
belajar mengajar akan menjadi efektif ketika ada interaksi antara guru dan
peserta didik. Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan.
Peserta didik/siswa adalah mereka yang menerima dan mengikuti disiplin yang
ditentukan oleh guru untuk pengembangan pikirannya. Namun bukan berarti bahwa
siswa harus pasif dan tunduk kepada otoritas yang sewenang-wenang dari guru.
Proses pembelajaran yang berlangsung bisa di dapat dimana saja tidak terbatas
pada pendidikan formal, namun melalui jalur pendidikan nonformal pun seseorang
bisa belajar dan mendapatkan informasi baru.
Berdasarkan
penjelasan di atas, penulis ingin mengetahui. Pandangan guru tentang
pendidikan, motivasinya, sudut pandang sebagai guru dalam melihat peserta
didik, filosofi dalam mengajar, dan pendekatan guru dalam mengajar.
BAB
II
HASIL
WAWANCARA
A. Identitas
Guru
Inisial :
RV
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Status : Guru Privat
Lama
Mengajar : 6 tahun
B. Hasil
Wawancara
Wawancara
diawali dengan memperkenalkan diri saya dan meminta persetujuan nara sumber
untuk bersedia di wawancarai. Wawancara berlangsung selama 30 menit
·
Pandangan pendidikan menurut saya,
pendidikan saat ini sudah semakin maju. Namun saya rasa kurikulum untuk pendidikan
saat ini jadi lebih semakin sulit. Misalnya saja dalam pelajaran matematika,
kalau dulu matematika tidak sesulit seperti sekarang. Seperti materi matematika
mengenai aljabar kalau dulu di ajarkan saat SMP kelas 2 atau kelas 3, tapi
kalau sekarang SMP kelas satu sudah ada. Sedangkan kalau mengenai bahasa
inggris atau pun mandarin yang saya ajarkan sampai saat ini saya rasa semakin
banyak orang yang berminat untuk mempelajari. Semakin banyak orang yang
antusias untuk mau belajar bahasa inggris. Dari yang mungkin mereka hanya
bergabung atas kemauan orang tua, namun lama kelamaan mereka menjadi
menikmatinya. Dengan alasan awal karena disuruh orang tua, namun sekarang
mereka mengatakan bahwa mereka datang karena mereka ingin belajar bahasa
inggris. Dan juga dikarenakan kedua bahasa ini merupakan bahasa internasional
jadi saya rasa pendidikan di bidang bahasa inggris ataupun mandarin semakin
baik
·
Motivasi yang mendasari saya menjadi
guru. Berawal dari waktu SMA dulu beberapa teman saya sudah mulai mengajar les,
mereka mengatakan ada yang juga telah membiayai uang sekolahnya sendiri, uang
les nya sendiri. Saya berpikir kok sudah mulai mandiri. Dari situ saya mulai
termotivasi untuk mencari pekerjaan juga. Pertama kali mendapat gaji walaupun
kecil, namun ada kepuasan tersendiri karena bisa menghasilkan uang dari kerja
keras saya sendiri, bisa dikatakan awalnya dengan alasan kemandirian dalam
finansial. Namun lama-kelamaan ketertarikan saya dalam mengajar bukan lagi
hanya didasarkan pada kemandirian dalam finansial saja, tetapi karena saya
mulai menyukainya. Mengajarkan anak yang awalnya tidak tahu apa-apa hingga
menjadi tahu, merupakan suatu kepuasan bagi saya menjadi seorang guru
·
Sudut pandang saya dalam melihat peserta
didik. Kalau menurut saya, sampai saat ini saya mengajar sehubungan dengan daya
tangkap anak menerima pembelajaran saat ini tidak terlalu sulit. Kalaupun ada
yang sedikit lambat menangkap pembelajaran kita coba untuk ulang-ulangi mereka
juga sudah bisa. Namun permasalahan pada murid kebanyakan adalah anak sekarang
suka melawan. Jadi, ketika kita mengatakan A mereka akan mengatakan B, suka
mencari-cari alasan seperti itu. Namun, balik lagi bahwa tidak semua anak sama.
Misalnya saja seperti salah satu dari peserta didik saya, dia mengatakan bahwa
papa nya yang menyuruhnya untuk kursus, namun ketika berada di tempat kursus
dia malah terlihat antusias dan menyukai pembelajaran yang disampaikan,
terlihat dengan anak tersebut cepat dan tanggap dalam menjawab ketika di beri
pertanyaan
·
Filosofi dalam mengajar. Bagi saya yang
paling penting ketika anak mau belajar jangan diberikan beban yang terlalu
besar. Biarkan anak menjalankannya sendiri, karena pada akhirnya anak akan
paham dengan tuntutan tugasnya dan akan mulai bertanggung jawab
·
Pendekatan dalam mengajar yang saya
lakukan, biasanya saya menggabungkan dua metode student centered approach dan teacher centered approach.
Awal bertemu dengan murid biasanya saya akan melakukan pendekatan terlebih
dahulu seperti bertanya tentang apa yang disukainya di sekolah, kemudian apa
makanan kesukaannya. Nah, karena di tempat kursus muridnya tidak terlalu
banyak, jadi saya bisa dengan mudah berinteraksi satu-persatu dengan murid. Ada
kalanya ketika saya menjelaskan ada murid yang melihat kesana kemari/ tidak
fokus atau berbicara, biasanya akan saya tegur. Menegur juga dengan cara yang
halus seperti hanya dengan memanggil namanya, kemudian dia lihat sebentar anak
tersebut biasanya langsung paham, guru sedang marah. Kemudian kalau biasanya
dalam mengerjakan tugas atau suatu aktifitas, seperti bermain biasanya yang
berkaitan dengan yang di ajarkan. Sehingga melalui bermain tersebut akan
membuat mereka untuk memikirkan sendiri permasalahan apa yang muncul dari suatu
cerita dan bagaiman menyelesaikannya, ataupun meminta mereka untuk bisa
kreatif. Terkadang ketika mereka sudah mulai tidak fokus saya akan mencoba
memikirkan hal lain yang bisa menarik perhatian mereka kembali misalnya
seperti, menunjukkan gambar-gambar menarik yang penuh dengan warna, sehingga
tidak lama kemudian mereka akan berkumpul dan mengerumuni saya untuk melihat
apa yang menarik tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan wawancara, saya akan mencoba untuk membahas dan menganalisisnya
dengan menggunakan teori paedagogi.
Setiap
tahun rencana pendidikan di Indonesia adalah bagaimana meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu dihasilkan dari para
pendidikan yang juga bermutu, seperti kualifikasi standar, professional dan
berdedikasi tinggi, sehingga kedepannya akan menghasilkan SDM yang handal.
Di
dalam kegiatan pembelajaran menuntut guru yang baik. Berbeda guru, berbeda pula
karakter dan gayanya. Suatu pembelajaran yang sukses bertumpu pada karakter
guru serta pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil
wawancara yang saya lakukan mengenai pendekatan seperti apa yang digunakan
dalam mengajar yaitu dengan metode student centered approach dan teacher centered approach.
Dikatakan bahwa seorang guru yang cerdas memiliki tiga karakteristik, salah
satu diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik. Pembelajaran
yang tidak hanya berfokus pada guru melainkan juga pada peserta didik dapat
membentuk komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Guru yang baik
merupakan pendengar yang kompulsif, guru tidak mengejek atau meremehkan
siswanya. Seorang guru tersebut tidak hanya harus mampu melihat apa yang
terjadi di kelas, melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan
tentang apa yang dilihat. Seperti dalam hasil wawancara, ketika guru melihat
peserta didik sudah mulai tidak fokus, dia menggunakan strategi lain untuk
dapat menarik kembali perhatian para siswanya. Guru harus mampu berpikir lebih
jelas mengenai kegiatan mengajar itu sendiri. Oleh karena itu guru yang efektif
menggunakan strategi pembelajaran yang efektif pula. Seorang guru bisa
menggunakan gaya atau pendekatan apa saja kepada peserta didik, asalkan dengan
cara itu dia mampu membuat standard dan perilaku mengajar yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar dengan mudah dan benar.
Semua
guru harus menjadi guru yang baik. Seperti dalam hasil wawancara saya
mengatakan bahwa ada anak yang dapat menangkap pelajaran dengan cepat, namun
ada juga yang lambat tetapi dengan di ulang-ulang akhirnya anak juga akan
paham. Dari sini dapat kita lihat bahwa kesabaran dalam mengajar adalah salah
satu dari kualitas guru yang baik. Guru bersedia terus menjelaskan, menunggu
sampai siswa nya dapat memahami pelajaran yang disampaikan. Kemudian terdapat juga
keyakinan diri. Guru yang baik tetap memiliki kepercayaan diri untuk mengajar
walaupun terkadang merasakan kemunduran, karena terkadang ada saja peserta
didik yang bersikap kurang menyenangkan. Kemudian guru yang baik, teguh dalam
memberikan dorongan. Ketika peserta didik terlihat mulai bermalasan, guru
mendorong siswa untuk kembali bersemangat dan berprestasi serta memberikan
keyakinan besar kepada mereka bahwa mereka pasti bisa memahami pelajaran dengan
baik.
Berdasarkan
hasil wawancara. Motivasi menjadi guru, yang berawal dari ikut-ikutan teman
ingin bisa menghasilkan uang sampai akhirnya menganggap profesi sebagai guru
tidak hanya sebatas dapat mengahasilkan uang namun juga menjadi sesuatu yang
menyenangkan karena dapat mengajarkan / memberikan informasi baru kepada
peserta didik. Karena seperti dikatakan bahwa seorang guru harus mampu untuk
menyampaikan pelajaran dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pserta
didiknya.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan:
·
Guru yang cerdas memiliki karakteristik
salah satu diantaranya ialah kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta
didik. Dengan menjalin interaksi komunikasi yang baik dengan peserta didik
dapat membuat informasi tersampaikan dengan mudah
·
Guru yang efektif adalah guru yang tidak
hanya bertumpu pada satu trategi dalam mengajar namun memiliki berbagai
strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
·
Kualitas guru yang baik diantaranya
adalah memiliki keyakinan diri sendiri, memiliki kesabaran, teguh memberikan
dorongan dan kesedian untuk membantu peserta didik mencapai prestasi
BAB V
SARAN
Memperoleh
pendidikan adalah sesuatu yang berhak diterima oleh setiap orang. Dimana pun
dan kapan pun. Tidak ada batasan usia seseorang dalam memperoleh pembelajaran.
Pembelajaran yang didapatkan pastilah berasal dari seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran.
Diharapkan
bahwa pengajar/guru memiliki strategi pembelajaran yang baik, sehingga proses
belajar mengajar akan berjalan dengan efektif. Karena dengan memiliki strategi
pembelajaran yang baik akan mudah bagi guru untuk mengatasi permasalahan yang
muncul dalam proses pembelajaran.
Sebaiknya
juga pendidikan tidak hanya sebatas pada kurikulum atau juga sebatas pada
penilaian akademik saja. Melainkan banyak hal lain yang dapat dilihat dari
seorang peserta didik, misalnya kemampuan lain yang dimiliki dalam bidang seni
musik, ataupun tari.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarwan denim, (2010)
Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi, Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar