Pengalaman ini terjadi saat masih bersekolah dulu.
Saat itu saya akan dimasukkan ke sebuah tempat les bahasa inggris oleh orang
tua saya, namun saya merasa belum siap untuk masuk kesana bertemu dengan
orang-orang baru, belajar bahasa asing yang menurut saya bahasa tersebut sangat
susah untuk dipahami. Tapi tetap saja saya harus masuk k bimbel tersebut. Di hari
pertama les, akhirnya saya bertemu dengan teman satu kelas saya yang rata-rata
lebih muda dari saya. Setelah sempat masuk beberapa kali saya pun mulai
menyadari walau usia mereka lebih muda dari saya, tapi mereka lebih hebat dalam
menguasai bahasa asing tersebut.
Mulai saat itu, saya berpikir kalau mereka
saja yang lebih muda dari saya mampu memahami pelajaran bahasa inggris itu,
kenapa saya tidak. Sejak saat itu sebelum tiba masuk les, saya selalu
sempatkan untuk membuka buku, memahami materi yang akan dipelajari nantinya,
mencari-cari arti dari bahasa yang tidak dimengerti sehingga akan mempermudah ketika
les bahasa inggris di mulai.
Berdasarkan teori belajar Watson, reaksi positif
atau negatif dapat dikondisikan pada berbagai macam objek atau kejadian. Watson juga mendukung sebuah studi perilaku dengan alasan semua organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respon dan respon tertentu biasanya disebabkan oleh stimuli tertentu. Seperti,
saya yang awalnya tidak menyukai bahasa inggris sehingga membuat saya b untuk
menolak di les kan ketika bertemu dengan teman satu kelas dimana mereka
terlihat sangat menyukai bahasa inggris dan reaksi positif yang mereka
tunjukkan dengan saat pembelajaran dimulai memunculkan membuat saya merespon reaksi yang positif juga pada diri saya dengan mulai tertarik,
menyukai seperti halnya teman-teman yang lain dan menjauhkan dari reaksi
emosional yang negatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar