1. Contoh berdasarkan pengalaman pribadi
- Sebagai Kerangka Riset
Contoh : Pengalaman saya ketika akan berangkat kuliah, masuk jam 8
pagi namun saya baru berangkat dari rumah jam 8.30 saya merasa kalau pergi jam
segitu saya tidak akan telat karena sudah rencana untuk lewat jalan yang
terhindar dari macet. Namun saya malah terjebak macet di ujung jalan ketika
melewati jalan pintas tersebut selama 45 menit. Untungnya, saya masih bisa
masuk ke kelas karena perkuliahan belum di mulai. Dua hari kemudian saya
melewati jalan pintas itu lagi karena saya pikir tidak akan ada macet lagi.
Namun saya kembali menghadapi situasi yang sama tapi tidak separah sebelumnya.
- Memberikan Kerangka Organisasi Untuk Item-Item Informasi
Contoh : Ketika saya mendapatkan bagian tugas untuk membuat slide
dari bahan yang akan dipakai untuk dipresentasikan. Sebelumnya saya harus sudah
memahami apa saja yang di bahas untuk dipresentasikan, sehingga ketika sudah
mengerti mengenai apa saja hal-hal yang harus disampaikan, itu akan mempermudah
kita dalam membuat slide yang dipakai untuk presentasi.
- Mengidentifikasi Sifat dari Peristiwa yang Kompleks
Contoh : ketika saya SMP saya begitu menginginkan
sebuah alat komunikasi (Hp) saat itu saya berpikir kalau saya bisa mendapatkan
ranking dan nilai yang baik orang tua saya akan memberikannya. Sampai pada
akhirnya saya berhasil mendapat nilai yang baik, dan untuk pertama kalinya saya
memiliki Hp.
- Mengorganisasi Pengalaman Sebelumnya
Contoh : ketika saya dan kelompok diminta untuk
membuat suatu alat penelitian, saat itu kita sudah memikirkan ingin menggunakan
alat penelitian yang telah digunakan sebelumnya. Tetapi kemudian kita
diberitahukan bahwa tidak boleh menggunakan alat penelitian yang sudah ada.
Sehingga kami harus mencari di internet dan alat penelitian tersebut juga harus
dapat kita modifikasi sesuai dengan yang kita butuhkan, tidak boleh benar-benar
sama seperti yang ada di internet.
- Bertindak Sebagai Penjelasan Kerja dari Peristiwa
Contoh : ketika beberapa keluarga saya yang tinggal di jakarta datang
berkunjung, ada seorang anak laki-laki yang saya rasa usianya tidak jauh
berbeda dari saya. Dari awal saya perhatikan seperti ada sesuatu yang berbeda,
bahkan saya semakin curiga ketika dia masuk ke dalam kamar mandi yang biasanya
kamar mandi yang ada dalam kamar saya, hanya dipakai oleh wanita. Namun dia
malah ikut masuk. Kecurigaan saya ternyata terbukti saat saya mendapat
informasi dengan bertanya pada orang tua saya bahwa anak laki-laki tersebut
mengidap autis.
2. Perspektif
Psikologis tentang Faktor-Faktor Utama
- Perspektif Behavioris
Perspektif ini membahas bahwa kondisi refleks dapat ditimbulkan oleh
pengkondisian klasik serta koneksionisme Thorndike yang mendeskripsikan belajar
respon terhadap situasi. Berdasarkan teori behavioristik bahwa perubahan
perilaku berasal dari pengalaman yang terjadi.
Seperti contoh ketiga yang saya
buat, ketika saya menginginkan suatu hal saya harus lebih giat untuk bisa
mendapat apa yang saya inginkan.
- Perspektif Kognitif
Teori belajar bukan hanya sekedar
mengenai proses belajar, namun juga proses kognitif yang ikut berperan.
Bagaimana kita mengingat, menyimpan dan menggunakan informasi itu kembali.
- Perspektif Interaksionis
Perspektif ini mempengaruhi belajar
melalui model yang kita lihat dan faktor lingkungan yang ada disekitar kita.
- Teori Perkembangan Interaksionis
Yaitu terdapat dua teori yang
mendukung teori perkembangan interaksionis ini. Dimana, teori ini mempelajari
tentang simbol-simbol budaya yang mempengaruhi proses belajar individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar